Rabu, 17 Maret 2010

Profil Perusahaan -PT Holcim Indonesia Tbk

Dear all tekim07….
Hehe… sori artikelnya yang ini sangat terlambat. Soalnya gue aga2 stuck sama bahan untuk neh artikel yang harus ditranslate dulu. Tapi akhirnya selese juga…


Lanjut ke hal yang lebih penting – jadi pada artikel kali ini tim materi exkursi akan memberikan sedikit informasi tentang salah satu perusahaan yang akan kita kunjungi nantinya pas exkursi, yaitu PT HOLCIM INDONESIA tbk.
Nah di dalam artikel ini akan dijelaskan sedikit mengenai perusahaan Holcim Indonesia itu sendiri serta informasi mengenai bagaimana proses produksi dari produk2 Holcim (sesuai dengan pesanan pak PO kita….).


Dengan adanya artikel ini diharapkan teman2 dapat mengetahui sedikit dari proses pembuatan semen dkk, sehingga nantinya ketika exkursi kita dapat mengeksplor lebih dalam lagi mengenai proses2 yang ada di Holcim ini (dengan kata lain ialah kita bisa dapat ilmu lebih banyak lagi dibanding klo kita ga baca artikel ini)…..
So, please read this carefully.. (klo ada yg salah map ya, karena penerjemah keterbatasan ilmu)


PT HOLCIM INDONESIA tbk


PT Holcim Indonesia tbk merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang penyediaan jasa semen di Indonesia. Adapun sebelum 1 Januari 2006 perusahaan semen ini pada awal mulanya bernama PT Semen Cibinong yang kemudian dimiliki oleh Holcim semenjak 13 Desember 2001.
Selain menjadi penyedia semen di Indonesia, PT Holcim Indonesia tbk ini juga melayani penyediaan beton/ fondasinya yang dikenal dengan nama concrete dan penyediaan aggregates….. (lihat kembali pelajaran Ilmu Bahan dan Korosi-nya Bu Tilani!!!!!!).....


Berikut merupakan penjelasan lebih lanjut tentang bagaimana proses dari pembuatan semen, concrete, dan aggregates Holcim:


SEMEN
Terdapat empat langkah utama yang harus dilalui untuk dapat menghasilkan semen. Langkah-langkah tersebut ialah extraction, blending, clinkerization, dan grinding. Dari keempat langkah tersebut dalam penjelasan lebih lanjutnya akan dibagi ke dalam tiga katagori, yaitu raw materials extraction, blending and clinkerization, dan grinding and distribution. Berikut penjelasan dari ketiga kategori tersebut:


1.Raw Materials Extraction


Untuk proses raw materials extraction, terdapat tiga tahapan, yaitu:


• Quarrying - sejenis batu kapur/ gamping, lempung, dan material lainnya yang mengandung proporsi dari kalsium, silicon, aluminium, dan oksida besi, diekstrasksi dengan menggunakan teknik drilling dan blasting.


• Crusher -

material yang telah didapatkan dari proses quarrying (penambangan) selanjutnya akan diperkecil ukurannya dengan mechanical crusher, sehingga partikel yang tadinya berukuran 120 cm mengecil menjadi sekitar 1,2 cm atau 8 cm. Agar proses yang penghancuran ini berlansung secara efisien, maka akan jauh lebih baik jika sebelum masuk ke dalam proses ini dan proses pre-blending, material-material tersebut dikeringkan terlebih dahulu.


• Conveyor - kemudian bahan baku yang telah didapatkan tersebut di pindahkan dari quarry dengan menggunakan conveyor, rail wagon, atau cara lain yang biasa digunakan pada pabrik semen.



2. Blending and clinkerization


• Mixing bed - batu gamping dan lempung yang telah dihancurkan kemudian dihomogenasikan dengan stacking dan reclaiming di dalam timbunan. Material-material ini sudah siap untuk proses selanjutnya, yaitu milling dan drying di Kiln (tempat pembakaran/pengeringan).


• Raw mill - material-material mentah yang didapat digiling dan dikeringkan di mesin penggiling beroda. Roda besar di pasang di atas meja yang berputar dan bagian dari material-material tersebut kemudian di giling hingga cukup halus untuk dibawa oleh udara ke gudang homogenizing.


• Filter bag - kantung-kantung filter terdiri atas either woven fabric or needle felts (sori tapi gue takut salah ngartiin) untuk menghilangkan partikel dari hasil pembakaran. Gas hasil dari berbagai alat pembakar digunakan untuk pengeringan material mentah terkait dengan peningkatan efisiensi energi dari plant.


• Preheater - Preheater bertekanan tinggi digunakan untuk memanaskan terlebih dahulu bahan mentah hasil produksi semen sebelum masuk ke dalam alat pengering. Hal ini menyebabkan meningkatnya efisiensi energi alat pengering sebesar 20-40% saat input memasuki alat pengering.


• Kiln - kiln didisain untuk memaksimalkan efisiensi perpindahan panas dari proses pembakaran bahan bakar ke bahan mentah. Di dalam preheater, bahan mentah dipanaskan dengan cepat hingga mencapai suhu sekitar 10000C, yaitu suhu saat batu kapur membentuk kapur yang terbakar. Pada alat pengering yang berputar, suhu di dalamnya dapat mencapai 20000C. Di suhu yang tinggi ini, mineral-mineral melebur untuk membentuk sebagian besar kristal silikat kalsium-semen arang.


• Cooler - Lelehan semen arang kemudian didinginkan secepat mungkin. Udara lingkungan yang digunakan untuk mendinginkan semen arang kemudian dialirkan ke dalam alat pengering sebagai udara pembakaran-untuk memastikan penggunaan panas yang dihasilkan.




3. Grinding and Distribution
• Clinker silo - arang atau kerak besi dapat disimpan di lokasi untuk preparasi proses penghalusan atau penggilasan untuk membentuk semen atau dipindahkan ke lokasi lainnya.


• Cement mill - proses terakhir dari penggilingan ialah menggilas arang atau kerak besi bersama 5% gypsum alami atau sintetik. Adapun material lain yang bersifat seperti semen, seperti ampas bijih, flyash (debu yang berbentuk flek yang terbawa oleh udara), atau pozzolan (sejenis abu volcanik yang berada di bawah air) dapat juga ditambahkan ke bubuk semen akhir.


• Logistic - semen akhir dapat ditransportasikan dalam bentuk bubuk atau tanpa dibungkus. Metode transportasi yang dipilih bervariasi sesuai dengan lokasi – bisa dengan truk, kereta, atau pun kapal.







AGGREGATE


1. Quarrying - tambang dibangun dalam benuk seri dengan dinding vertical sebagai pemisah. Operasi peledakan yang direncanakan secara hati-hati terdiri dari beberapa ledakan kecil yang dapat memecahkan batu padat


2. Loading & hauling - peledakan direncanakan untuk meminimalkan suara gaduh (berisik) dan getaran, dan membantu dalam membentuk potongan batu yang seragam


3. Conveyor - material mentah tersebut kemudian di pindahkan dari tambang dengan menggunakan conveyor, rail wagon, atau alat angkut lainnya yang cocok. Biasanya pada tambang terdapat tambahan operasi penghancuran (batuan)


4. Porcessing & logistics - pemrosesan melibatkan penghancuran batu menjadi partikel-pertikel yang lebih kecil dan pemisahan batuan-batuan tersebut menjadi ukuran-ukuran tertentu. Partikel- partikel dipisahkan baik untuk meningkatkan efisiensi penghancuran ataupun untuk memproduksi produk tertentu.


5. Crushing - untuk memperkecil ukuran dari potongan-potongan batuan digunakan alat penghancur (mechanical crusher). Pada umumnya, crusher beroperasi pada kondisi open circuit dengan material kemudian lanjut ke proses penyortiran (grading)





6. Grading - conveyor bersabuk karet digunakan untuk memindahkan batu ke dan dari berbagai mesin pemisahan (dengan screen) dan penghancur batuan.


7. Stockpiles - berbagai jenis produk termasuk pasir dan kerikil yang terdapat di dalam tumpukan sak siap untuk didistribusikan


8. Washing - material yang lebih halus dicuci untuk menghilangkan lempung dan juga untuk meminimalisasikan debu


9. Grading - conveyor bersabuk karet digunakan untuk memindahkan batu ke dan dari berbagai mesin pemisahan (dengan screen) dan penghancur batuan.


10. Water recycling - air yang digunakan untuk mencuci dan pengurangan debu direcycle untuk mengekstrak pasir halus dari limbah air. Proses ini memungkinkan plant untuk meminimalkan debu dengan konsumsi air yang sedikit


11. Stockpiles - berbagai jenis produk termasuk pasir dan kerikil yang terdapat di dalam tumpukan sak siap untuk didistribusikan


12. Logistics - produk akhir aggregate kemudian diantarkan ke lokasi konstruksi dengan metode transportasi yang cocok, seperti rel dan truk.



CONCRETE
1. Aggregates Delivery - aggregate-aggregate yang telah dibentuk hati-hati, kerikil, dan pasir yang akan digunakan untuk membuat concrete dibawa ke concrete batching plant





2. concrete bacthing - semen dan semen yang telah dicampur (termasuk pengulitan, ampas ground blast furnace, asap silika, dll) disimpan pada lokasi di gudang.





3. Gravel and sand - material-material lain yang diperlukan untuk produksi concrete termasuk aggregate kasar (10-20 mm), aggregate halus (berbentuk seperti pasir yang sangat halus), dan bahan-bahan kimia khusus yang digunakan sebagai campuran juga disimpan di gudang dan tangki-tangki penyimpanan pada lokasi


4. Weigh hopper - merupakan proses batching (penyeleksian proporsi dari masing-masing bahan) yang mana dilakukan secara komputerisasi). Proses ini sejenis dengan proses penimbangan.


5. Mixer - seluruh material ditimbang terlebih dahulu untuk kemudian digunakan sebagai masukan melalui conveyor belt ke transit mixer (truk concrete)


6. Concrete delivery - concrete ini kemudian dimasukan dan diaduk dalam truk pengaduk (yang belakangnya muter2 itu loh....) hingga bercampur sempurna. Setelah itu diantarkan ke mixer (hanya ransit doang) lalu ke lokasi konstruksi



Note: untuk melihat simulasi dari proses di pabriknya dapat dilihat di www.holcim.com. Di situ ada lengkap tentang holcim (ada pegolahan efek dari proses produksinya jg). Jadi, saran gue mendingan teman2 pada kunjungi situs itu…

4 komentar:

  1. wah panjang banget yaa..hmm thx 2..

    BalasHapus
  2. Dengan Hormat,
    Kami perusahaan yang bergerak dibidang conveyor belt.maka kami memperkenalkan katalog product perusahaan untuk bahan pertimbangan.jika ada kebutuhan bisa hub 082136429948.dengan eko joko mulyono.Email ekojoko_multibelt@yahoo.com

    BalasHapus